Pokoknya Nulis Aja Terus....
Susilo*)
Podcast Ruang Inspirasi yang digelar tadi malam (30 November 2024) bersama Penulis Buku 'Menikmati Keluh dan Peluh', Ibu Ekka Zahra Puspita Dewi, MPd (Kaprodi D3 Bahasa Korea Universitas Madani Indonesia). Tak sekedar menguak proses hingga materi pesan-pesan inti isi bukunya, namun berdampak lebih luas menyalakan bara hingga membakar asa setiap peserta. Menurut kami memang isi dalam bukunya setiap halaman menyimpan 'korek gas' yang siap bikin menyala siapapun yang membaca.
Kata-kata jari ini untuk podcast bincang buku tersebut adalah 'mengedukasi dan menginspirasi', dari proses yang Beliau lalui menebar pesan pelajaran keistiqomahan (sejak 2018 - 2024) setia merangkai kata indah dan bermakna hingga terakumulasi menjadi sebuah karya yang membanggakan dan membakar motivasi. Salah satu kalimat mini namun berdampak maksi yang disampaikan Narasumber, 'Setiap hari bisa sempatkan scroll HP dari berbagai medsos, mengapa tidak sempatkan menulis?' Maknanya setiap orang bisa menulis jika mau. Iya juga ya, buktinya banyak yang bisa nulis status 'pamer' kebahagiaan ataupun 'berbagi keluh' persoalan. He he rasanya kami banget deh, tapi itu dulu... setelah berkomunitas dengan SPK Tulungagung, eh malah makin rajin bikin status cuma beda muatannya.
Ditambah lagi percikan api dari Mas Naphan yang mengutip ungkapan Sang Inspirator, dan Mentor kita, Prof Ngainun Naim, 'Menulis walaupun belum baik lebih bermakna daripada memiliki ide-ide yang baik namun tak pernah menuliskannya'. Belum cukup itu rupanya, masih disiram bensin oleh Bib Lutfi, Beliau mengutip kalimat dari seorang wartawan senior dari Amerika 'Lebih baik berdarah-darah di depan laptop'. Waaaww, pokonya suasana malam tadi bener-bener bikin mobal.
Kami turut nambah investasi koleksi dengan kalimat inspirasi dari Prof Naim, suatu ketika saat memberi materi kuliah (2019), bahwa menulis adalah media dakwah sepanjang masa, tulisan kita akan tetap menebar kebaikan walaupun kita telah tiada.
Bukti nyata, seperti Syech Imam Nanawai al-Bantani atau nama lengkapnya Abu Abd al-Mu’ti Muhammad bin Umar al-Tanara al-Jawi al-Bantani. Lahir di Tanara, Serang, Banten pada 1813 dan wafat di Mekah pada 1897. Beliau telah menulis kitab yang sangat banyak dan masih populer sebagai rujukan hingga sekarang, seperti al-Tafsir al-Munir li al-Mualim al-Tanzil al-Mufassiran wujuh mahasin al-Ta’wil musamma Murah Labid li Kasyafi Ma’na Qur’an Majid, Kasyifah al-Saja syarah Safinah al-Naja, Sullam al-Munajah, Nihayah al-Zain, atau Nashaih al-‘Ibad. Beliau sudah wafat sejak tahun tersebut, tapi dakwahnya masih berlangsung hingga kini melalui buku-bukunya yang banyak pelajari.
Semoga bermanfaat.
*) Anggota SPK Tulungagung, Paksi JatimPAK.
Pak, MasyaAllah. Justru dengan keistikamahan Bapak ini, kami belajar banyak sekali. Terima kasih catatan inspiratif nya ya Pak Susilo.
ReplyDelete