Saakashvili Berangus Korupsi


Sosok Presiden yang hangat menjadi topik diskusi (online GWA) di kalangan penggiat anti korupsi di negeri ini, khususnya di Jawa Timur beberapa waktu lalu. Adalah 
Mikheil Saakashvili yang lahir pada 21 Desember 1967 merupakan seorang politikus dan ahli hukum Georgia dan Ukraina. Ia adalah presiden ketiga untuk dua periode berturut-turut dari 25 Januari 2004 hingga 17 November 2013. 

Selama masa jabatannya sebagai presiden, Saakashvili mengawasi reformasi polisi, militer, ekonomi dan pemerintah. Ketika departemen Polisi Patroli baru didirikan, seluruh angkatan polisi dipecat dan diganti dengan yang baru dalam upaya untuk membasmi korupsi.

Presiden Saakashvili menargetkan turunya angka korupsi di tahun pertamanya menjabat. Untuk itu, dia mengubah kepolisian dengan memecat semua polisi lalu lintas di negaranya, memangkas 30.000 polisi dari daftar gaji. Pemerintah memulai dengan polisi lalu lintas dan membubarkan seluruh angkatan pada Juli 2004.

Pemerintah memecat sekitar 30.000 petugas polisi untuk menciptakan angkatan baru yang bebas korupsi. Sekitar 15.000 polisi dalam sehari, dipecat dan perekrutan staf baru dimulai.

Pada tahap awal sebelum memutuskan pemecatan masal, Presiden Saakashvili telah mengambil langkah perbaikan dari sisi gaji polisi, ia naikkan 20 kali lipat, tapi usaha ini masih belum memubahkan hasil. Pungli dan korupsi tetap marak terjadi dalam tubuh institusi polisi, sehingga lompatan langkah besar ia lakukan, pemecatan.

Pada Oktober 2004, Saakashvili menunjuk Batu Kutelia menjadi wakil menteri di Kementerian Keamanan Negara (MSS), badan intelijen ala KGB. Kutelia diarahkan untuk membubarkan kementerian pada akhir tahun. Tujuan keseluruhan adalah untuk merestrukturisasi kementerian dan lembaga kepolisian yang ada dan saling bertentangan. Untuk mengatur kembali layanan polisi negara yang korup dan dicerca secara luas serta mengurangi korupsi

Setelah dilakukan pemecatan, “Kami merekrut orang-orang baru, dan kami membutuhkan dua hingga tiga bulan untuk menemukan orang baik dan memberi mereka pelatihan awal di akademi yang disponsori oleh AS,” papar dia. 

Dia melanjutkan penjelasan, “Kami memberi mereka seragam baru yang bagus yang terlihat sangat berbeda dengan yang lama di Soviet. Kami memberi mereka mobil Jerman baru yang bagus, radio Amerika, lencana dan lukisan jenis AS yang kami berikan kepada mereka.” 

Gambaran umum, Polisi lama biasa memukuli orang, Mereka melakukan penyiksaan untuk memeras bukti, pungli dan korupsi adalah lekat dalam tubuh polisi. Sedangkan angkatan polisi yang baru dididik dengan komitmen tanpa korupsi, dan dikendalikan dengan cara yang tidak ada toleransi terhadap penyiksaan. Mereka diberi gaji yang tinggi, dan berbagai fasilitas memadai agar Mereka bangga menjadi polisi.

Rupanya cara yang dilakukan ini memberikan hasil yang signifikan, kepercayaan masyarakat kepada polisi kembali. Masyarakat yang tadinya enggan berurusan dengan polisi kini menjadi mau dan nyaman mendapatkan layanan institusi polisi.

Diskusi memberikan kesimpulan dan pertanyaan, "Apakah Presiden baru dan kabinet yang tersusun berani mengambil langkah hebat seperti Saakashvili?" Do'a kami, semoga Presiden dan Wakil Presiden serta segenap Menteri Kabinet Merah Putih mampu mengemban amanat besar dalam pemberantasan korupsi.

Penulis: Susilo (Pengurus JatimPAK, Bidang Pengambangan)



Comments

Popular posts from this blog

ROAD TO HSN 2024

ADA JIHAD DALAM POLITIK?!

Satu Buku untuk Tulungagung Maju