MENAKAR INTEGRITAS DIRI
Master Sugih
Abdurrahman memberi jawaban (via GWA) yang menarik sekali, “Peduli
dengan karya orang lain, Tanggungjawab melestarikan budaya, mandiri bangga pada
hasil budaya sendiri, jujur dan adil mengakui menilai heritage, disiplin dan
kerja keras berkarya menghasilkan karya budaya bangsa...”
Jawaban Beliau kami lanjutkan (sebatas kapasitas kami), seperti memberikan isyarat bahwa integritas sesungguhnya seperti tanaman yang tumbuh subur di taman cinta. Jika kita tarik lebih dalam, cinta merupakan ekspresi dari kondisi perasaan, rasa nyaman, tenang dan damai yang bersemayam di hati, satu lokasi dengan keberadaan iman. Maka sangat masuk akal jika fluktuasi cinta juga identik dengan stabilitas iman.
Seperti halnya orang tua yang mencintai anaknya, ia akan sangat
bangga dengan setiap perkembangan yang terjadi pada anaknya. Mulai dari hal
kecil, anak bisa bicara walau hanya satu atau dua suku kata saja, waw bener
sudah bangga. Anakku sudah bisa bilang ini, itu begitu dengan bangga bercerita
pada saudara atau tetangga. Tumbuhkembang berikutnya, hingga ia bisa sekolah
KB, TK, SD, dan seterusnya setiap step pencapaian bener-bener bikin bangga
orang tua yang mencintainya.
Mari rasa cinta itu
kita tempelkan pada negara dan bangsa ini, maka rasa cinta itu akan menumbuhkan
perasaan bangga atas setiap pencapaian dan hasil karya bangsa. Bahkan dengan
cinta kita akan mampu menetralisir keadaan negatif dengan memaklumi apa adanya,
kemudian berupaya menututupi setiap celah kekurangan dengan berbagai upaya
perbaikan. Maka menurut pemahaman kami rasa cinta yang tumbuh tanpa syarat
inilah yang memancarkan tampilan elegan berupa 9 nilai integritas.
Kemudian Master Sugih
menyambung dengan ulasan, bahwa Sedekah ilmu lebih kekal berkesinambungan dan
lebih sedikit biayanya karena bisa jadi seorang yang berilmu berbicara satu
kalimat namun yang mengambil manfaatnya adalah manusia dari berbagai generasi (Syaraf Hilyah Tolabil Ilmi).
Tentu saat kita sedekah
bagi penuntut ilmu kelak ilmunya diajarkan, maka amal jariyah ilmu itupun juga
mengalir bagi kita. Allah Subhanahu wa
Ta'ala berfirman: "Wahai
orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, "Berilah kelapangan
di dalam majelis-majelis," maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, "Berdirilah kamu," maka
berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Mujadilah 58:
Ayat 11).
Ulasan di atas membakar
motivasi pada setiap diri, bahwa implementasi dari integritas juga bisa berupa
keberanian menyebar amar kebaikan, ini merupakan wujud kepedulian kepada sesama
agar senantiasa bersama-sama terbimbing dalam rel yang benar. Bagaimana
cara menebarkan berbagai bentuk kebaikan, tentu dengan segenap potensi yang ada
dalam diri kita masing-masing. Yang memiliki kehebatan dalam orasi dan
bernarasi gunakan potensi ini. Yang diberi karunia design grafis, manfaatkan
ini sebagai media penyebaran. Yang ahli bikin podcast, gunakan juga itu. Profesi
bikin vidio maupun poto jadikan sebagai media dakwah dengannya. Bagi mereka yang hobi
menulis lakukan juga dengan rangkaian kata indah untuk memberi pemahaman
tentang kebaikan. Semua berpeluang, semua jadi efektif jika memanfaatkan
potensi yang ada secara bersama-sama.
Potensi yang ada dan kita curahkan untuk menebar ajaran atau ilmu pengetahuan serta kebaikan akan ditengkap oleh orang dengan sesuai dengan karakteristik si penerima manfaatnya. Ada yang lebih cepat klik dengan flyer, ada yang lebih mudah menerima info melalui podcast, vidio, tulisan, ada pula yang melalui ceramah ilmiah, diskusi dan sebagainya. Semua akan jadi konsumsi nikmat sesuai dengan cluster masing-masing. Yang perlu dibold, apapun yang kita lakukan untuk menebar ilmu dan kebaikan tidak pernah sia-sia, semua memiliki manfaat dan dampak positif.
Jika kita tarik dengan
spektrum yang sangat luas, integritas sesungguhnya dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan pada setiap lini kehidupan. Integritas tak boleh dibatasi oleh ruang
dan waktu, karena integritas merupakan kebenaran, kebaikan dan kebutuhan
universal.
Pertanyaan pada diri sendiri, sudah berapa banyak potensi dalam diri kita yang telah kita curahkan untuk turut berperan dalam menyebar kebaikan dan ilmu pengetahuan?
Derajat kemuliaan kita salah satunya diukur dari nilai kemanfaatan kepada sesama, bangsa dan negara. Dialah hamba yang mapan iman, diberi anugerah ilmu, mengamalkan serta mensyi'arkan.
Share yang disandarkan dengan satu firman di atas juga menunjukan hubungan lekat sebab akibat bagai satu senyawa, siapapun mukmin yang berkeinginan mendapat kelapangan dalam perjalanan kehidupan, maka ia musti memberikan kelapangan (dukungan dan kemudahan) pada majelis-majelis tempat menebarkan keilmuan untuk memahami ajaran Tuhan dan membuka hati agar tunduk mengamalkan. Hubungan ini jalinan terjadi alami yang tak terpisahkan sampai akhir zaman, memisahkan sama halnya menyempitkan jalan.
Maka dengan kajian singkat di atas kami simpulkan, akan terbukanya harapan bisa memberikan bimbingan pengatahuan pada diri setiap orang untuk menakar nilai integritas yang telah tertanam. Wallahu a'lam bis-shawab...
Penulis: Susilo
Comments
Post a Comment