MENAKAR INTEGRITAS DIRI


Beberapa hari lalu, ketika kami share artikel berjudul Warisan Batik Bikin Bangga (2 Oktober 2024), kami iringi dengan pertanyaan, “Bangga pada warisan leluhur itu masuk nilai integritas yang mana para Master?!

Master Sugih Abdurrahman memberi jawaban (via GWA) yang menarik sekali, “Peduli dengan karya orang lain, Tanggungjawab melestarikan budaya, mandiri bangga pada hasil budaya sendiri, jujur dan adil mengakui menilai heritage, disiplin dan kerja keras berkarya menghasilkan karya budaya bangsa...”

Jawaban Beliau kami lanjutkan (sebatas kapasitas kami), seperti memberikan isyarat bahwa integritas sesungguhnya seperti tanaman yang tumbuh subur di taman cinta. Jika kita tarik lebih dalam, cinta merupakan ekspresi dari kondisi perasaan, rasa nyaman, tenang dan damai yang bersemayam di hati, satu lokasi dengan keberadaan iman. Maka sangat masuk akal jika fluktuasi cinta juga identik dengan stabilitas iman.

Seperti halnya orang tua yang mencintai anaknya, ia akan sangat bangga dengan setiap perkembangan yang terjadi pada anaknya. Mulai dari hal kecil, anak bisa bicara walau hanya satu atau dua suku kata saja, waw bener sudah bangga. Anakku sudah bisa bilang ini, itu begitu dengan bangga bercerita pada saudara atau tetangga. Tumbuhkembang berikutnya, hingga ia bisa sekolah KB, TK, SD, dan seterusnya setiap step pencapaian bener-bener bikin bangga orang tua yang mencintainya.

Mari rasa cinta itu kita tempelkan pada negara dan bangsa ini, maka rasa cinta itu akan menumbuhkan perasaan bangga atas setiap pencapaian dan hasil karya bangsa. Bahkan dengan cinta kita akan mampu menetralisir keadaan negatif dengan memaklumi apa adanya, kemudian berupaya menututupi setiap celah kekurangan dengan berbagai upaya perbaikan. Maka menurut pemahaman kami rasa cinta yang tumbuh tanpa syarat inilah yang memancarkan tampilan elegan berupa 9 nilai integritas.

Kemudian Master Sugih menyambung dengan ulasan, bahwa Sedekah ilmu lebih kekal berkesinambungan dan lebih sedikit biayanya karena bisa jadi seorang yang berilmu berbicara satu kalimat namun yang mengambil manfaatnya adalah manusia dari berbagai generasi (Syaraf Hilyah Tolabil Ilmi).

Tentu saat kita sedekah bagi penuntut ilmu kelak ilmunya diajarkan, maka amal jariyah ilmu itupun juga mengalir bagi kita. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: "Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, "Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis," maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, "Berdirilah kamu," maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Mujadilah 58: Ayat 11).

Ulasan di atas membakar motivasi pada setiap diri, bahwa implementasi dari integritas juga bisa berupa keberanian menyebar amar kebaikan, ini merupakan wujud kepedulian kepada sesama agar senantiasa bersama-sama terbimbing dalam rel yang benar. Bagaimana cara menebarkan berbagai bentuk kebaikan, tentu dengan segenap potensi yang ada dalam diri kita masing-masing. Yang memiliki kehebatan dalam orasi dan bernarasi gunakan potensi ini. Yang diberi karunia design grafis, manfaatkan ini sebagai media penyebaran. Yang ahli bikin podcast, gunakan juga itu. Profesi bikin vidio maupun poto jadikan sebagai media dakwah dengannya. Bagi mereka yang hobi menulis lakukan juga dengan rangkaian kata indah untuk memberi pemahaman tentang kebaikan. Semua berpeluang, semua jadi efektif jika memanfaatkan potensi yang ada secara bersama-sama.

Potensi yang ada dan kita curahkan untuk menebar ajaran atau ilmu pengetahuan serta kebaikan akan ditengkap oleh orang dengan sesuai dengan karakteristik si penerima manfaatnya. Ada yang lebih cepat klik dengan flyer, ada yang lebih mudah menerima info melalui podcast, vidio, tulisan, ada pula yang melalui ceramah ilmiah, diskusi dan sebagainya. Semua akan jadi konsumsi nikmat sesuai dengan cluster masing-masing. Yang perlu dibold, apapun yang kita lakukan untuk menebar ilmu dan kebaikan tidak pernah sia-sia, semua memiliki manfaat dan dampak positif. 

Jika kita tarik dengan spektrum yang sangat luas, integritas sesungguhnya dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pada setiap lini kehidupan. Integritas tak boleh dibatasi oleh ruang dan waktu, karena integritas merupakan kebenaran, kebaikan dan kebutuhan universal.

Pertanyaan pada diri sendiri, sudah berapa banyak potensi dalam diri kita yang telah kita curahkan untuk turut berperan dalam menyebar kebaikan dan ilmu pengetahuan? 

Derajat kemuliaan kita salah satunya diukur dari nilai kemanfaatan kepada sesama, bangsa dan negara. Dialah hamba yang mapan iman, diberi anugerah ilmu, mengamalkan serta mensyi'arkan.

Share yang disandarkan dengan satu firman di atas juga menunjukan hubungan lekat sebab akibat bagai satu senyawa, siapapun mukmin yang berkeinginan mendapat kelapangan dalam perjalanan kehidupan, maka ia musti memberikan kelapangan (dukungan dan kemudahan) pada majelis-majelis tempat menebarkan keilmuan untuk memahami ajaran Tuhan dan membuka hati agar tunduk mengamalkan. Hubungan ini jalinan terjadi alami yang tak terpisahkan sampai akhir zaman, memisahkan sama halnya menyempitkan jalan.

Maka dengan kajian singkat di atas kami simpulkan, akan terbukanya harapan bisa memberikan bimbingan pengatahuan pada diri setiap orang untuk menakar nilai integritas yang telah tertanam. Wallahu a'lam bis-shawab...

Penulis: Susilo

Comments

Popular posts from this blog

ROAD TO HSN 2024

ADA JIHAD DALAM POLITIK?!

Satu Buku untuk Tulungagung Maju