KEBERSIHAN GERBANG KESUKSESAN


Ketika masuk Masjid Al Munawar kesan pertama yang saya rasakan adalah nyaman karena fisik yang bersih, hal ini saja sudah memberikan pelajaran yang teramat berharga bagi saya. Saya lanjutkan, duduk sluku-sluku sejenak di serambi agar lebih banyak pelajaran darinya. Mataku memperhatikan sekitar, disebelah saya terdapat tempat sampah yang tak cuma bagus, bersih tapi juga memberi edukasi. Lantai marmernya bersih mengkilap bak kaca yang mampu merefleskikan diri saya secara utuh dan jelas,

Serambi masjid menguak kotornya jasmani dan ruhani secara nyata yang menggugah bangkitnya kesadaran diri. Makin dalam menembus inti masjid, makin besar pelajaran sebagai bekal mengarungi perjalanan sisa hidup. 

"(Yaitu) pada hari ketika tidak berguna (lagi) harta dan anak-anak. Kecuali, orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih." (QS. Asy-Syu'aro, 88-89).

"Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu) dan sungguh rugi orang yang mengotorinya." (QS. Asy-Sams, 9-10).

“Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeqi dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. ath-Thalaq, 2-3).

Beberapa ayat di atas (tak cuma ini, tentu masih banyak lagi) hanya sebatas pengetahuan saya saja,  memberikan penegasan bahwa bersihnya jiwa menjadi kunci sukes, keberuntungan, solusi berbagai persoalan yang kita hadapi dan menjadi sumber rezeqi yang diluar jangkauan nalar manusia. Berlatih menjaga bersihnya jasmani (thoharoh) merupakan langkah awal menuju bersihnya hati. 

Masjid menjadi tempat spesifik untuk dzikir akbar (shalat), dzikir lain diluar itu, menabur dan menumbuhkan benih cinta, gerbang pembuka cakrawala ilmu agama, tempat membersihkan jasmani dan ruhani  serta mengikis hingga habis riya' dalam hati. 

Masjid mengajarkan bersihnya raga dan jiwa sebagai kunci kebahagiaan dan kesuksesan di dunia untuk selamanya.

Tulungagung, 27 September 2024

Penulis: Susilo






Comments

Popular posts from this blog

ROAD TO HSN 2024

ADA JIHAD DALAM POLITIK?!

Satu Buku untuk Tulungagung Maju