Tantangan Bagi ASN (Part 2)

 

Berintegritas itu Berakhlak

Bagaimana hubungan antara integritas diri seorang ASN dengan core value yang telah ditetapkan? Kebetulan banget pada 28 Agustus 2024 lalu, kami pernah membuat ilustrasi yang menggambarkan interaksi antara Instegritas diri dangan core value ASN. Untuk memahami bagaimana sambung senyawanya antara integritas dengan kode etik dan perilaku ASN atau core value “BerAKHLAK” mari kita reviu satu persatu.

Berintegritas

Bagaimana ciri atau perilaku seseorang itu disebut berintegritas? Sebagaimana dirumuskan oleh KPK bahwa orang berintegritas adalah yang di dalam dirinya tertanam 9 (sembilan) nilai integritas. Detail rinciannya, sembilan nilai integritas dimaksud dibagi menjadi tiga kelompok. Pertama, nilai inti integritas yaitu jujur, disiplin dan bertanggungjawab. Mengapa disebut inti? Karena sesungguhnya dengan tiga nilai inilah sudah cukup untuk memunculkan nilai-nilai positif yang lain. Menurut istilah kami, yang tiga ini induknya, sedangkan yang lain adalah turunannya. Baik, mari kita kaji ulang, maaf  levelnya sih bukan refresh lagi, tapi internalisasi, berikut rincian masing-masing kelompoknya.

Jujur, adalah sikap lurus hati, tidak berbohong, tidak curang dan sikap ini mencirikan tulus (ikhlas). Seseorang dengan nilai kejujuran di hatinya tidak akan pernah korupsi, karena tahu tindakan tersebut adalah bentuk kebohongan dan kejahatan. Bohong dan jahat pada diri sendiri dan orang lain. Orang dengan nilai inti jujur akan selalu berpegang pada prinsip yang benar dan diyakininya benar.

Disiplin, adalah sikap atau perilaku inti untuk melakukan hal-hal yang seharusnya dilakukan berdasarkan tata aturan dan merupakan sikap seorang yang benar-benar menghargai aturan, kesepakatan, waktu dan orang lain. Sikap tersebut perlu dilatih dari hal kecil, sejak dini, agar menjadi kebiasaan baik sehingga tak lagi merasa berat jika harus menyesuaikan dengan aturan yang ada dimanapun berada.

Tanggungjawab, sikap inti seseorang yang berani menanggung beban amanat pekerjaan atau tugas dengan totalitas. Sikap berani mempertanggungjawabkan dan mengakui jika melakukan kesalahan, inilah sosok yang dapat diandalkan. Orang yang memiliki nilai inti ini tidak akan korupsi, karena korupsi berarti mengkhianati atas tanggungjawab yang diemban dan ia yakin segala tindakan buruknya akan dibayar dengan setimpal.

Kelompok kedua adalah etos kerja yang terdiri dari kerja keras, mandiri dan sederhana. Kerja keras, adalah etos kerja yang tinggi, sungguh-sungguh tanpa mengenal lelah atau berhenti sebelum target kerja tercapai dan selalu mengutamakan atau memperhatikan kepuasan hasil pada setiap kegiatan yang dilakukan. Mereka dapat memanfaatkan waktu optimal sehingga jika diperlukan, seolah ia tidak mengenal waktu, jarak, dan kesulitan yang dihadapainya. Ia seorang yang bersemangat dan berusaha keras untuk meraih hasil yang baik dan maksimal.

Mandiri, merupakan etos kerja yang dimaknai sebagai keadaan dapat berdiri sendiri, tidak bergantung pada orang lain. Pribadi yang mandiri tentunya berani menata diri, menjaga diri dan mengembangkan diri secara mandiri. Ia terus berlatih untuk menjadi berkepribadian yang terpuji.

Sederhana, bagian dari etos kerja yang memiliki pengertian bersahaja, tidak berlebih-lebihan menyikapi suatu kejadian. Ia memiliki kemampuan menyederhanakan rumitnya setiap persoalan sehingga menjadi mudah mendapat solusi yang tepat. Perilaku ini juga tampak dari sisi penampilan diri yang tidak flexing, mampu mengendalikan diri tak memuji dan menonjolkan diri serta bijak menggunakan anggaran.

Sedangkan kelompok ketiga adalah nilai sikap terdiri dari berani, peduli dan adil. Berani, adalah sikap tidak takut menghadapi bahaya atau kesulitan, berani tegak diposisi yang benar, berani berkata dan bertindak benar, berani mengingatkan sesama untuk kebenaran. Orang yang berani memiliki hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar, pantang mundur dan tidak gentar. Lebih penting adalah memiliki keberanian untuk mencegah diri dari korupsi dan berani melaporkan jika mengetahui tindak fraud dan koruptif.

Peduli adalah sikap mengindahkan, memperhatikan, dan menghiraukan, empati. Sikap ini sangat penting dibutuhkan dalam lingkungan kerja, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan kalimat lain, peduli juga merupakan sikap keberpihakan untuk melibatkan diri dalam persoalan, keadaan, atau kondisi di sekitar kita secara proporsional.

Adil, tinjauan makna kata, ‘adl (bahasa Arab) yang berarti berada di tengah-tengah, jujur, lurus, dan tulus. Menurut KBBI, artinya sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak. Sikap ini juga bisa diartikan berpihak kepada yang benar, berpegang pada kebenaran. Secara terminologis adil bermakna suatu sikap yang bebas dari diskriminasi dan ketidakjujuran.

Berakhlak

Akhlak atau berakhlak dalam Islam adalah sifat perilaku, sikap, dan moralitas yang diatur olah ajaran Islam. Akhlak merupakan bagian penting dari ajaran Islam yang mencakup hubungan antara manusia dengan Allah, sesama manusia, dan alam semesta. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), akhlak berarti budi pekerti atau kelakuan.

Nah, berakhlak yang dimaksud dalam undang-undang adalah tak hanya mengandung maksud makna sebagaimana di atas, namun memiliki akronim. Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara, pada Bab II Asas, Nilai Dasar, Serta Kode Etik dan Kode Perilaku, Bagian Kedua Nilai Dasar Pasal 3 ayat (1) menjelaskan bahwa, Pegawai ASN memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik lndonesia Tahun 1945, setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta pemerintahan yang sah. Pada ayat (2) merinci; Pegawai ASN mengimplementasikan nilai dasar ASN yang terdiri atas, berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif. Atau yang kita kenal dengan sebutan “BerAKHLAK”.

Diperjelas lagi dalam tataran implementasi pada Bagian Ketiga, Kode Etik dan Kode Perilaku, pada Pasal 4 ayat (1) menegaskan, “Kode etik dan kode perilaku bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN serta kepentingan bangsa dan negara. Kemudian pada ayat (2) mendetailkan tentang nilai dasar ASN dijabarkan dalam kode etik dan kode perilaku ASN sebagai berikut:

Berorientasi pelayanan, yaitu komitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat, meliputi: 1) Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat. 2) Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan, dan 3) Melakukan perbaikan tiada henti. Siapa yang mampu menjalankan kode etik ini? Ialah ASN yang memiliki nilai integritas diri disiplin, bertanggungjawab, peduli dan adil.

Akuntabel, yaitu bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan, meliputi: 1) Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin, dan berintegritas tinggi. 2) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien, dan 3) Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan. Kode etik dan perilaku akuntabel jelas dan tegas hubungannya dengan nilai instegritas ditandai menyebutkan nilai integritas jujur, disiplin, dan bertanggungjawab dan secara umum menyebut berintegritas.

Kompeten, yaitu terus belajar dan mengembangkan kapabilitas, meliputi: 1) Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah. 2) Membantu orang lain belajar, dan 3) Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik. Kode etik dan perilaku kompeten merupakan pangejawantahan dari nilai integritas kerja keras, mandiri, peduli dan bertanggungjawab.

Harmonis, yaitu saling peduli dan menghargai perbedaan, meliputi: 1) Menghargai setiap orang tanpa membedakan latar belakang. 2) Suka menolong, dan 3) Membangun lingkungan kerja yang kondusif. Kode etik ini mencerminkan sikap diri seorang ASN yang sederhana, peduli, adil dan berani.

Loyal, yaitu berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, meliputi: 1) memegang teguh ideologi Pancasila, UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintahan yang sah. 2) Menjaga nama baik ASN, instansi, dan negara, dan 3) Menjaga rahasia jabatan dan negara. Sedangkan loyal mencerminkan kepribadian yang disiplin, bertanggungjawab dan peduli.

Adaptif, yaitu terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan serta menghadapi perubahan, meliputi: 1) Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan, 2) Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas, dan 3) Bertindak proaktif. Adaptif adalah mencirikan seorang yang suka kerja keras, mandiri dan berani.

Kolaboratif, yaitu membangun kerja sama yang sinergis, meliputi: 1) Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi; 2) Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah, dan 3) Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama. Kode etik dan perilaku terakhir ini sebagai cermin bahwa nilai-nilai integritas telah tertanam dalam dirinya. Realitanya memang tidak mudah mengkolaborasikan diantara orang yang tidak memiliki integritas dengan yang berintegritas.

Berikut kami uraikan secara singkat hubungan erat antara berintegritas dan berakhlak. Keduanya sesungguhnya adalah bagai pasangan yang tak terpisahkan. 

Gambar di atas memberikan petunjuk bagaimana interaksi antara integritas diri seorang ASN dengan kode etik dan perilaku “BerAKHLAK”. Dalam buku Istiqlal, Monas, dan Kotaku (2024), kami paparkan bahwa gambar tersebut menunjukkan adanya sumber yang menjadi motor penggerak munculnya 9 nilai integritas. Kelompok nilai inti integritas digerakkan secara otomatis digital illahiah dari dalam diri seseorang yang konsisten mempelajari dan dikaruniai mampu memahami ajaran spiritual yang benar. Pemahaman spiritual ini terdiri dari tiga jenis (Pertama) Spiritual of religius adalah spirit (semangat, jiwa, roh, sukma, mental, ruhani dan keagamaan) yang bersumber dari pemahaman ajaran agama yang benar. (Kedua) Spritual of nationalism ialah spirit yang tumbuh karena dalamnya pemahaman nasionalisme. Dan (Ketiga) Spiritual of culture tumbuhnya spirit yang tinggi dengan adanya pendalaman pada adat budaya bangsa. Ungkapan lain, bahwa dalam diri seorang yang beriman, akan tumbuh jiwa nasionalisme dan patriotisme yang tinggi,  terpancarkan dengan sifat jujur, disiplin dan bertanggungjawab baik dalam tingkah ibadah maupun mu’alamah. Mampu berinteraksi dengan baik dalam realitas hidup yang berbedaan suku, bahasa dan adat budayanya.

Dengan memperhatikan gembar yang kami sajikan, sembilan nilai integritas yang tumbuhkembang bersama fulktuasi spiritual manjadi motor penggerak terwujudnya outcome berupa kode etik dan perilaku yang berorientasi pelayanan, akuntable, kompeten, harmonis, loyal, adaptif dan kolaboratif.

Semoga bermanfaat.

Penulis: Susilo (Paksi, JatimPAK)

Comments

Popular posts from this blog

ROAD TO HSN 2024

ADA JIHAD DALAM POLITIK?!

Satu Buku untuk Tulungagung Maju