'Perintah Sujud dan Menggonggong'
![]() |
Susilo*) |
Perintah begitu tegas disertai dengan ekspresi marah, jengkel dan penuh dendam untuk 'sujud dan menggonggong' kepada salah satu siswa di SMA Gloria 2 Surabaya. Mungkin ketika kejadian yang bersangkutan merasa puas telah melampiaskan dendam. Lupa kali bahwa setiap kejadian diera digital ini dengan mudah terekam, divyralkan, dan akan memicu reaksi yang luas serta tajam.
Kejadian fenomenal ini cukup menyedot perhatian publik, 21 Oktober 2024 lalu, seorang berinisial IS, seorang ayah yang mendatangi suatu sekolah di Surabaya. Terkuaknya kasus ini adalah karena dampak positif dari keberadaan medsos, vyral, dan mendapat beragam tanggapan baik dari netizen, hingga mendapat penanganan serius dari aparat berwenang.
Beberapa hari kemudian sebelum dilakukan penangkapan oleh pihak berwenang (14 November 2024), telah beredar vidio permintaan maaf dari pelaku. Penyesalan terjadi setelah tumbuhnya kesadaran, mirisnya itu setelah kejadian.
Pelajaran penting untuk kita, niat baik belum cukup jika tidak dilakukan dengan cara yang baik. Apalagi niatnya sudah gak baik, marah dendam dan sebagainya, hmm? Kejadian ini sangat 'membagongkan dan diluar nurul', dizaman yang seharusnya mengedepankan etika dan moral ternyata masih ada orang tua yang malakukan tindakan tak terpuji, kedatangannya tidak untuk meminta klarifikasi atas kebenaran suatu kejadian, tetapi untuk meluapkan emosi tanpa kendali, mengedepankan marah dan dendam membara. Seolah mengajarkan bahwa bully balas bully, pembalasan harus lebih menyakitakan, pembalasan yang merendahkan.
Berdasarkan data UNICEF dari 2.777 anak di
Indonesia 45% mengaku pernah mengalami cyberbullying.
Dengan data tersebut menjadi petunjuk akan kewaspadaan orang tua untuk
memantau,dan membimbing anak dalam memasuki medsos yang berkembang saat ini.
Kita tentu tidak pernah memaklumi perundungan
yang marak dilakukan di medsos. Karena ia adalah penyakit, maka orang tua perlu
memberi suntikan imun bagaimana menghadapi bullying dengan cara yang terbaik.
Apakah ejekan harus dibalas dengan ejekan? Apakah dengan mengejek balik melebihi dari ejekan pembuli, agar tampak superior, hebat, benar, dan menang? Ataukah
ejekan hanya dibiarkan saja, seolah tidak ada yang terjadi?
Keluarga Berintegritas
Dibalik 'perintah sujud dan menggonggong' yang tersebar luas, membuka mata hati kita akan pentingnya membangun keluarga berintegritas. Pola asuh untuk memberikan arah yang baik kepada anak agar menjadi kuat mental menjalani proses pendewasaan mereka adalah sangat perlu. Keluarga merupakan lingkup terkecil dan terpenting di masyarakat, perannya sangat besar untuk membentuk pribadi-pribadi generasi penerus yang berakhlak mulia, atau berintegritas. Ayah dan Ibu bukan semata orang tua biologis, akan tetapi Beliau adalah guru utama dan contoh teladan terbaik bagi anak-anaknya.
Dari lingkup keluargalah, nilai-nilai integritas mulai dikenalkan, ditanamkan dan diimplementasikan untuk menjaga setiap individu dari penyimpangan perilaku dalam bergaul di lingkungan, sesama teman, termasuk perilaku korupsi. Terwujudnya keluarga berintegritas diharapkan menjadi pondasi kokoh untuk membuat masyarakat yang menjunjung tinggi integritas atau nilai-nilai moral. Dengan begitu, mewujudkan masyarakat hidup damai, saling menghormati, mencari jalan terbaik setiap muncul persoalan, dan secara khusus antikorupsi bukanlah hal yang tidak mungkin. Oleh karenanya, penting bagi setiap individu dalam sebuah keluarga untuk selalu menanamkan mindset berintegritas dalam setiap perilakunya.
Keluarga berintegritas akan menanamkan cara-cara berkwalitas ketika menyelesaikan setiap persoalan, gesekan, atau benturan. Jalan saling memaafkan adalah sikap terbaik, agar bagi pelaku bullying menyadari dan tak mengulangi lagi. Bagi korban, agar belajar belapang dada, tak tertanam dendam di hati. Dan bagi keduanya agar mampu mengambil pelajaran penting dari setiap kejadian.
Terkait dengan keluarga berintegritas lebih detail bisa didalami melalui 'Buku Keluarga Berintegritas' dari Direktorat Pembinaan dan Peranserta Masyarakat KPK RI, terbit September 2022 lalu. Atau klik link berikut ini: https://aclc.kpk.go.id/materi-pembelajaran/pendidikan/buku/keluarga-berintegritas.
Semoga bermanfaat.
*) Anggota SPK Tulungagung, Paksi JatimPAK.
Comments
Post a Comment