Jalan di Hutan Jati


Susilo*)

Kami berlari sekencang-kencangnya menyelusuri jalan kecil yang membelah rerimbunan pohon. Jalan berliku, licin, sebagian tertutup daun dan ranting, serta tak rata, naik-turun yang curam bagaikan lorong kehidupan. Hutan lebat itu dipenuhi tumbuhan berkayu raksasa, becabang melebar kanan, kiri seperti tangan perkasa yang siap menyambut dan memeluk siapapun yang datang. 

Keadaan makin gelap, mebuat hati kami makin ciut, merinding dan debaran jantung tembah tak teratur. Binatang-binatang mulai memanggil keluarga masing-masing untuk berkumpul mapan di peraduan. Tambah lagi muncul suara-suara kehidupan malam yang tak pernah kami dengar di kampung halaman. 

Airpun tak mau ketinggalan mereka turun dari tempat bersemayan. Rintik halus, satu persatu menempel di kulit kami, menambah suasana makin dingin menembus ke seluruh tubuh. Suara air yang jatuh kami rasa tak lagi selembut tadi, seolah makin menunjukkan eksistensi diri, namun daun menjadi payung yang menghambat air turun untuk menguasai jalan yang kami lalui.

Akhirnya jalan setapak di hutan jati membawa langkah kami sampai ke tepi. Lega rasanya, cengekraman rasa kawatir, takut, dan penuh harapan perlahan berubah menjadi kenyataan yang indah. Kami melihat walau masih jauh dari pandangan mata, namun telah mampu memicu tumbuh subur keyakinan kami bahwa pasti kami akan sampai kampung yang asli. Kampung dimana kami hidup damai, bahagia selamanya. 

Semoga bermanfaat.

*) Anggota SPK Tulungagung, Paksi JatimPAK.



Comments

Popular posts from this blog

TERJANGKIT SPIRIT MERAH PUTIH

ROAD TO HSN 2024

Satu Buku untuk Tulungagung Maju