Menguap


Menguap sangat erat kaitannya dengan rasa kantuk dan lelah. Namun, aktivitas ini tidak hanya disebabkan oleh kedua hal tersebut. Secara medis ada beberapa hal yang bisa membuat seseorang menguap, termasuk penyakit atau kondisi yang perlu diwaspadai. Bagaimana pandangan agama Islam tentang menguap? 

Versi medis, semua orang pasti pernah menguap, tak terkecuali sayapun demikian. Apa penyebab menguap dari versi medis? Berikut beberapa penyebabnya;

Mendinginkan otakSebuah teori menyebutkan bahwa menguap merupakan salah satu upaya alami tubuh untuk mendinginkan otak. Ketika menguap, otot leher, rahang, dan wajah akan meregang, sehingga dapat meningkatkan aliran darah di bagian kepala dan wajah. Selain itu, ada juga studi yang menyatakan bahwa seseorang akan lebih mudah menguap saat udara dingin daripada ketika udara sedang panas.

Tertular melihat orang menguapBerbagai riset mengungkapkan bahwa menguap bersifat menular. Hal ini diduga berkaitan dengan rasa empati seseorang. Inilah yang membuat mengapa Kita mudah menguap ketika melihat orang di sekitar menguap, terlebih orang yang dikenal atau dekat dengan kita.

Merasa bosan, kemudian tanpa disadari Anda menguap? Jika pernah, hal tersebut sebenarnya wajar terjadi. Menguap bisa  menjadi tanda telah datang rasa bosan. Jadi, jika Anda melihat beberapa orang yang sedang berkomunikasi kemudian diantaranya ada atau sering kali menguap, bisa jadi orang tersebut telah merasa bosan dalam sesi perbincangan.

Alarm ada penyakit tertentu, jika terlalu sering menguap, yang terjadi tanpa rasa lelah atau kantuk, bisa jadi sebagai tanda adanya penyakit tertentu, seperti: Anemia atau kurang tidur, Sinkop vasovagal atau kondisi akibat refleks saraf berlebihan di dalam tubuh yang membuat seseorang mudah pusing dan pingsan. Sindrom kelelahan kronis, Kelainan tiroid, Gangguan otak, seperti seperti tumor otak, stroke atau epilepsi, Penyakit kronis, seperti multiple sclerosis, diabetes, dan gagal hati.

Versi agama Islam, sedangkan menguap dari sudut pandang agama Islam adalah sebagaimana terjemah dari sabda Nabi, “Menguap itu dari setan. Maka bila seorang dari kalian menguap hendaklah sedapat mungkin ditahannya karena bila seseorang dari kalian menguap dengan mengeluarkan suara haa, setan akan tertawa.” (Imam Bukhari, al-Jamiʽ al-Saḥîḥ)

Jika kita perhatikan hadits di atas menjadi kurang sesuai dengan akal kita (atau versi medis). Bagaimana mungkin makhluk bernama setan tersebut bisa melakukan sesuatu terhadap diri kita, seperti membuat kita menguap. 
Imam an-Nawawi, sebagaimana dikutip al-Mubarakfuri dalam Tuḥfatul Aḥwadzi-nya menjelaskan bahwa yang dimaksud menguap dari setan tersebut bukan berarti asal-muasal menguap adalah dari setan, atau setan yang membuat kita menjadi menguap. Tapi maksud kalimat dari setan adalah hanya sebatas majaz, yakni sebagai peringatan dari Rasul untuk menjauhi hal-hal yang menyebabkan kita menguap, seperti makan terlalu banyak. Karena ketika kita makan terlalu banyak, maka tubuh akan terasa berat dan malas untuk berbuat sesuatu. 
Sebagaimana yang Beliau katakan, artinya: “Imam an-Nawawi berpendapat bahwa kata ‘menguap’ disandarkan kepada setan karena menguap dapat menyebabkan seseorang mengikuti syahwatnya karena beratnya badan, lemasnya badan dan gemuknya badan. Dan yang dimaksud dalam hadits tersebut adalah peringatan Rasul SAW atas sebab-sebab yang dapat membuat kita menjadi menguap, yakni terlalu besar tempat makanan dan terlalu banyak makan.” (Abu al-ʽAla al-Mubarakfuri, Tuḥfatul Aḥwadzi, terbitan Beirut: Dar Kutub, T.t)
Al-Aini juga berpendapat yang senada dengan Imam an-Nawawi bahwa murad (maksud dan tujuan) hadits tersebut adalah agar kita memperhatikan cara makan dan tidak terlalu banyak makan.
Dalam teori klasik namun termodern di alam kehidupan manusia dikatakan bahwa “Sumber dari penyakit adalah perut, selanjutnya bahwa perut adalah gudang penyakit dan berpuasa itu adalah obat” (Hadist Nabi Muhammad SAW riwayat Muslim). Kemudian bahwa hendaklah manusia itu memperhatikan apa yang kita makan (sebagaimana tuntunan dalam Al-Qur’an surat ‘Abasa ayat 24). Dari penjelasan kedua ulama di atas dengan dasar referensi pada ayat dan hadits tersebut, ternyata sangat klik dengan dunia medis, sehingga Rasul perpesan tentang menguap dalam sabdanya. 
Kawan, apakah kita tidak boleh menguap? Jelas bolehlah, jika kita tidak melaksanakan hal-hal yang penting, seperti ibadah dan belajar. Karena menguap adalah salah satu tanda kita bahwa perlu istirahat dan tidur. 

Dari beberapa literasi lain menjelaskan bahwa konteks menguap dalam hadits di atas adalah ketika sedang shalat. Beberapa mukharrij memasukkan hadits tersebut dalam dua bab: pertama, bab tentang sifat iblis dan bala tentaranya dan yang kedua, bab tentang larangan menguap ketika shalat. Hal ini bisa dicek dalam kitab Sahih Bukhari, Muslim, Ibn Hibban, Bulughul Maram, dan beberapa kitab lain.  

Sehingga Rasul menyatakan benci dengan orang yang menguap, terkhusus dilakukan pada saat shalat dan ibadah-ibadah yang lain. Oleh karena itu, membaca hadits tidak boleh serta merta hanya dengan membaca terjemahannya, karena hal itu menjadikan pesan-pesan yang ada di dalam hadits tidak bisa tersampaikan dengan sepenuhnya dan sebagaimana mestinya. 

Adab saat menguap, Rasulullah SAW juga bersabda, "Bersin itu dari Allah dan menguap itu dari setan. Jika salah seorang dari kalian menguap, maka tutuplah dengan tangan dan jika ia katakan 'aaah...' maka setan tertawa dalam perutnya. Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap." (HR At-Tirmidzi)

Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Menguap itu berasal dari setan. Oleh karena itu, apabila seorang di antara kalian menguap, maka tahanlah semampunya." (HR Muslim)

Berdasar tuntunan kedua hadist di atas, adab ketika menguap adalah (Pertama) Menutup mulut menggunakan telapak tangan secara rapat.  (Kedua), Tidak mengeluarkan suara "aahhh" dan tidak pula mengeluarkan suara keras lainnya. (Ketiga), Jika sedang membaca Al-Qur'an atau ibadah lainnya, maka hentikan dulu hingga selesai menguap, tentu dengan melakukan adab sebagaimana tersebut.  

Wallahu a’lam.


Comments

Popular posts from this blog

TERJANGKIT SPIRIT MERAH PUTIH

ROAD TO HSN 2024

Satu Buku untuk Tulungagung Maju