'Permak Diri'


Susilo*)

Permak, kata singkat yang sangat populer. Permak itu mengecilkan yang kebesaran, memendekkan yang kepanjangan atau sebaliknya. Permak itu membuat pakaian menjadi proporsional, cocok sesuai dengan ukuran si pemakai. Permak itu menyelarasan dengan kenyataan atau keadaan. Permak musti ada salah satu yang menjadi patokan ukuran, apakah pakaiannya menyesuaikan kondisi tubuh, atau tubuhnya yang disesuaikan dengan  keadaan pakaian? Umumnya sih pakaian yang menyesuaikan badan si pemakai.

Kok bicara 'permak'? Hm.. lagi ingat di depan tempat kami kerja kami itu berderet barisan ahli permak, jadi menginspirasi. 

Bila kita konversi antara perilaku kita dengan tata aturan, bisa norma, adat budaya tata krama, aturan agama, dan atau aturan negara, sudah sesuaikah? Kalau urusan yang ini gak perlu datang ke tukang permak yang di atas. Yang dibutuhkan adalah meningkatkan aktifitas literasi agar tepat dalam introspeksi dan benar mengambil solusi. Mungkin butuh di'permak' agar sesuai dengan tata aturan yang benar baik tertulis maupun yang tidak. 

Mulai dari hal yang kecil, aktifitas yang bersifat pribadi, seperti berpakaian, makan, minum, mandi hingga ekskresi dan lain-lain. Bagaimana berinteraksi dengan orang tua, istri, anak, tetengga, sahabat, atasan dan rekan kerja. hingga berbangsa dan bernegara. Kali aja ada yang perlu di'permak'? Ini realita kehidupan, bahwa sebaik-baik orang pasti ada sisi keburukan (kekurangan) dan seburuk-buruk orang pasti ada sisi kebaikan. Kita sama-sama tidak sempurna, sama-sama tempat salah dan lupa, maka cara efektif 'permak' akhlak adalah juga dengan bersama sebut berjamaah. Saling mengingatkan, saling menguatkan, saling bernah, akhirnya bersama bisa menjaga akhlak karimah. 

'Permak diri' menjadi bagian penting untuk menambal setiap kekurangan, kesalahan, dan kelupaan dengan berbagai amal kebajikan. Hal ini dilakukan bukan untuk sekedar pantas dilihat orang, namun nyaman dalam kehidupan pribadi, sehingga tampak presisi ketika mengaca dengan suri tauladan Nabi. Sedangkan tujuan puncak 'permak diri' adalah turunnya ridho Illahi.

Hal lain, tapi lebih luas lagi dampaknya, masih terkait 'permak', capaian CPI (Corruption Preseption Indeks) kita tahun 2022 dan 2023 stagnan pada 34 point, nomor urutnya turun dari 110 jadi 115 dari 180 negara. Mengapa ini terjadi? Salah satu analisis CPI: Indikator politik tidak terjadi perubahan signifikan. Korupsi politik masih marak ditemukan. Jenis korupsinya, suap, gratifikasi, hingga konflik kepentingan antara politisi, pejabat publik dan pelaku usaha masih lazim terjadi. 

Nah tu, kalau diperhatikan dari hasil analisis CPI di atas sudah jelas lo, apa yang harus bersama kita 'permak', lagi-lagi keahlian permak dibutuhkan dalam hal ini. Siapa yang harus melakukan permak dan dipermak? Semua elemen, Pemerintah, Swasta dan Masyarakat, semua harus satu gerakan 'permak' perbaiki lini kekurangan masing-masing.

Mau perbaiki diri, perbaiki kondisi negeri, perbaiki CPI, saatnya kita 'permak diri' secara terintegrasi.

Semoga bermanfaat.

*) Anggota SPK Tulungagung, Paksi JatimPAK.









Comments

Popular posts from this blog

TERJANGKIT SPIRIT MERAH PUTIH

ROAD TO HSN 2024

ADA JIHAD DALAM POLITIK?!