Merefresh Kejadian Tahun 2000


Susilo*)

Peritiwa

Mengenang serangkaian kejadian pada tanggal 24 Desember, Rentetan peristiwa terorisme pengeboman mengguncang Batam, Pekanbaru, Jakarta, Sukabumi, Pangandaran, Bandung, Kudus, Mojokerto dan Mataram. Peritiwa tersebut terjadi pada tahun 2000 lalu, belum terlalu lama dan masih sangat mudah file itu dicari dalam ingatan kita.

Tanggal yang meninggalkan kenangan pahit dengan terjadinya serentetan serangan bom di sejumlah geraja di nusantara, serangan tersebut diduga dilakukan oleh kelompok Jamaah Islamiyah, termasuk diantaranya para pelaku yang kemudian melakukan aksi Bom Bali 2002. 

Sejumlah nama akhirnya terseret dalam lingkaran karus ini, diantaranya Azahari Husin alias Dr. Azahari alias Alan alias Adam, Noordin Mohammad Top alias Noordin M. Top, Imam SamuderaAmroziAli Gufron alias Mukhlas, DulmatinUmar PatekZulkarnaenEdi Setiono, Abdul Jabar, Husaib, Musa alias Zulkili Marzuki, dan Riduan Isamuddin alias Hambali.

Peritiwa di atas sesungguhnya di negara kita bukan merupakan hal baru. Kasus terorisme sebagaimana di atas pertama kali tercatat pada tahun 1981. Sejak saat itu, hampir setiap tahunnya terjadi aksi teror di berbagai wilayah di Indonesia, terutama saat malam Natal dan Tahun Baru. Mengingat kembali kejadian kelam ini merupakan upaya membangun kembali tingkat kewaspadaan, dengan harapan kasus serupa tak terjadi lagi.

Pengertian
Seperti kita pahami bersama bahwa terorisme adalah tindakan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk menimbulkan ketakutan secara meluas. Terorisme dapat menimbulkan korban massal, kerusakan, atau kehancuran terhadap objek vital, lingkungan hidup, fasilitas publik, atau fasilitas internasional.
Faktor Pemicu
Terorisme di Indonesia terjadi karena berbagai faktor, di antaranya:
Faktor agama, Agama atau ajaran ideologi dari sumber-sumber agama dengan pemahaman yang tidak tepat sehingga memicu radikal dan dapat menjadi bibit terorisme. 
Faktor ekonomi, Kemiskinan dan ketidakadilan sosial, ekonomi, dan politik dapat membuat masyarakat melakukan kekerasan yang berujung pada terorisme. 
Faktor manajemen publik, Manajemen publik yang tidak efektif dapat menjadi penyebab terorisme. 
Faktor pemahaman nilai-nilai Pancasila, Secara umum Pelaku terorisme di Indonesia tidak memahami dan menerapkan nilai-nilai Pancasila secara komprehensif. 
Faktor melupakan nilai-nilai luhur, Jika elemen Bangsa Indonesia melupakan nilai-nilai luhur Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, maka terorisme mudah sekali tersulut.
Peran Siapa?
Faktor-faktor di atas bisa saja menjangkit pada diri kita, dan semua elemen bangsa, oleh karena itu keterlibatan semua elemen menjadi sangat penting dalam membentengi negeri peristiwa keji agar tak terjadi lagi. Bagaimana cara turut berperanserta?
Pemerintah, Tokoh Bangsa, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pendidikan, Orang tua, Pengusaha (wirausahawan), bersatu padu menepis agar faktor-faktor di atas tak berkembang atau tak berdampak lebih luas. Hingga faktor penyebab hilang, tak ada lagi pengaruh pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Semoga dipekan penghujung tahun ini semua dalam kondisi aman, nyaman, dan bersama kita menyongsong tahun depan dengan keyakinan dan harapanan. Eh ssttt, Apakah terorisme saat ini masih bisa terjadi atau masih adakah?
Semoga bermanfaat dan menjadi bahan introspeksi semua generasi anak negeri.


Comments

Popular posts from this blog

TERJANGKIT SPIRIT MERAH PUTIH

ROAD TO HSN 2024

ADA JIHAD DALAM POLITIK?!