Jalan Ninja Menuju HAKORDIA
![]() |
Susilo*) |
Hakordia merupakan peringatan yang dilakukan oleh semua negara di muka bumi ini. Demikian juga di Negara Kita, gegap-gempita, semangat dan asa seolah menemukan pemicunya. Terutama Paksi dan API, yang diberi ruang khusus berlabel Temu Aksi Paksi dan API (Tapaksiapi) sebagai ajang khusus untuk mereka.
Setiap Peserta memiliki kisah yang terpisah walau tujuannya satu arah. Kami menjadi bagian dari Peserta Tapaksiapi, delegasi dari forum JatimPAK, memiliki kisah sendiri.
Langkah kami menuju puncak Hakordia tahun ini seperti 'jalan ninja' disuguhi berbagai tantangan untuk diselesaikan. Gedung Merah-Putih gelar acara tanggal 9-11 Desember 2024, idealnya kami brangkat tanggal 8 Desember 2024. Namun di depan kami ada tantangan, kami harus berangkat tanggal 5 Desember 2024. Lho kok begitu awal, iya, karena ada agenda pelatihan, bimtek, bertajuk Rapat Koordinasi Pengawasan Daerah untuk tahun 2025. Program dimaksud selesai pada tanggal 7 Desember 2024.
Ini tantangan, lokasi acara di Yogyakarta, apakah tanggal itu kami pulang dulu ke Tulungagung atau langsung ke Jakarta? Hmm.. gak cukup itu tantangannya, kami mendapat tiket kereta untuk pemberangkatan dari Yogya ke Gambir tanggal 8 Desember 2024 jam 23.28 WIB.
Sejak sebelum berangkat ke Yogya, kami udah itung-itung; jika pulang dulu maka langkahku mundur 4 jam, berangkat lagi dari nol berarti maju 4 jam, wah nyampek rumah cuma kemas untuk berangkat lagilah. Jika kami nunggu jadwal, maka harus nginep di Yogya 2 hari lagi. Waw, keren banget nih. Yah udah, nginep ja deh, keputusan kami.
Penginapan Eksotik
Dengan bantuan Mbak Hesti (temen sekantor) kami dipesankan penginapan melalui aplikasi. Dipilihlah 'Griya Batik Giri Sekar' yang berada di jalan Tagal Panggung, Kecamatan Danurejan.
Hari itu kami naik bentor menuju home stay dimaksud. Sampai dilokasi mataku dibuat kagum akan keindahan dan kemegahan bangunannya, dugaan kami ini bangunan cagar budaya. Nah, iya bener, begitu ketemu pengelola beliau membenarkan. Kami diminta nunggu sesaat karena kamar sedang dibersihkan, maklum baru saja ada yang CO. Jeda waktu menunggu kami manfaatkan untuk mendokumentasikan (vidio) lokasi indah ini.
Setelah kami disilahkan masuk, kemudian perbekalan kami simpan di kamar, kembali kami temui pengelola untuk bertanya dimana masjid terdekat? Beliau beri arah jika ke arah kanan ada masjid Mubarok pas di pertigaan. Kalo ke selatan kira-kira 300 meter kanan jalan masjid Al Mujahidin. Kami milih survei ke kanan dulu, bener nih tak jauh, cuma jalan harus belok tiga kali, masih nyebrang jalan lagi.
Setelah tahu mana posisi masjid kami kembali dalam keadaan perut demo, beruntung di tepi jalan pinggir selatan masjid ada pedagang makanan, menunya gado-gado, lotek, kopi dan lainnya. Kami penasaran, sehingga pesan lotek, kaya apa gitu? Ee ee ternyata kalo di Jatim itu Rujak lontong gaess. Nikmat kok, mantap, lha udah kenyang trus pulang ke home stay.
Sore jelang Maghrib kami ganti survei ke masjid yang arah selatan, akhirnya kutemukan, nah ini lebih oke (batinku bicara), cukup lurus ke selatan, tengok ke barat udah tinggal nyebrang nyampe. Belum lagi di sepanjang menuju masjid banyak pilihan kuliner tradisional, wih siipp. Sejak itu kami berinteraksi dengan jamaah masjid dan beberapa pedagang kuliner.
![]() |
Kyai Agung Sutrisno imam masjid di Kampung Juminahan |
Dari pengamatan kami di sepanjang jalan Tegal Panggung banyak terdapat home stay dan bangunan kuno yang terpelihara dengan baik.
Kampung Juminahan
Kira 100 meter sebelum masjid Al Mujahidin terdapat papan nama khas Yogya bertuliskan 'Kampung Juminahan', tambah lagi penasaran kami. Mengapa diberimana 'Juminahan'?
Kalau kelurahan Tegal Panggung kami langsung bisa nebak, ketika survei ke masjid Mubarok, dari tempat kami beli lotek memang sangat jelas tangah di wilayah itu lebih tinggi ya sekira seperti panggung, nah mungkin ini sehingga dinamakan Tegal Panggung.
Kalau 'Juminahan' diambil dari nama orang, pasti Beliau bukan orang sembarangan. Kami coba hunting, temukan manuskrip pdf pemberian Kakek Gugel tentang sejarah Kecamatan Danurejan. Di dalamnya memuat data Kelurahan Tegal Panggung dan juga Juminahan.
Bahwa nama Juminahan diambil dari nama pitri kesepuluh dari Pakualam I dari Istri R. Damiswara Asmaralupi yang bernama BRAy. Juminah yang tinggal hingga meninggal di tempat ini.
Tantang Terakhir
Jadwal kereta jam 23.28, ini tantangan lagi, habis jamaah Isya, mau tidur kawatir kebablasan. Kelemahanku weker gak bisa menggangu tidurku. Dari pada, dari pada lebih baik ke stasiun saja. Kami nak Gojek gak ada lima menit sekitar jam 20.30 WIB telah sampai.
![]() |
Stasiun Tugu Yogyakarta |
Bener juga, tantangan yang ini jawabnya ada di stasiun, kami bisa tidur sambil duduk kaya semedi, alhamdulillah nikmat. Niat hati di kereta mau nglanjutin mimpi, realitanya gak bisa, akhirnya kuisi dengan nulis blog ini.
Perjalanan ke Hakordia bagiku seperti 'jalan ninja' penuh tantangan, liku-liku, zig-zag, tapi asyik juga, banyak menambah kesabaran, menumbuhkan kesadaran dan meningkatkan pengetahuan. Serta tetap SEMANGAT PAGI..
Sampai ketemu di arena Hakordia.
*) Anggota SPK Tulungagung, Paksi JatimPAK.
Dalam kereta Manahan 81F, gerbong 3, bangku 8C, Jam: 01.12 WIB
Comments
Post a Comment