MEMPERINGATI MAULID NABI YANG SEJATI

Santri TPQ An Najah 2 bersama para Ustadzah

Senin, 16 September 2024, TPQ An Najah 2 Desa Tanjungsari menyelenggarakan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, pada jam 16.00 WIB, di Musholla Baitus Sajidin Dusun Tiyang RT 03 RW 01, yang dihadiri semua santri.

Peringatan itu menurut kami adalah perhelatan untuk mengingat suatu kejadian. Peringatan juga bisa bermakna adanya suatu hal penting yang harus menjadi perhatian. Makna paling simpel dalam suatu peringatan ada tujuan, seperti mengingat biar gak lupa, menghadirkan hingga nyata kembali keberadaannya, memikirkan suatu kenangan yang telah terukir, mengambil pelajaran dari yang telah ditinggalkan, mengidolakan dan mencontoh berbagai suritauladan.

Gambaran yang ada disekitar kita dan kita alami, ingat dengan orang yang kita cintai (istri, anak, orang tua dan lainnya), pasti akan ada rasa deg, tratap dan sejenisnya. Secara spontan kita akan mendo'akan, WA, atau telepon, kita pun akan ingat kenangan-kenangan indah, apa yang bisa membuatnya tersenyum, apa kesukaannya, bagaimana keadaannya. Semua itu akan muncul secara alami. Karena kita ada sambung rasa dengannya. 

Pertanyaan pada diri sendiri, bagaimana keadaan perasaan kita disaat memasuki bulan dimana Nabi dilahirkan dan disaat diselenggarakan peringatan atas maulidnya? Kita himpun jawaban yang sebenar-benarnya dalam diri kita. Sebagai bahan muhasabah kemudian kita komparasikan dengan keadaan di atas. 

Secara sederhana praktiknya kira-kira seperti lagu cinta itu lo, "Mau makan ingat kamu, mau tidur ingat kamu, mau apa saja ingat kamu....." Maka hakikat peringatan Maulid Nabi menurut kami, "Mau makan ingat Nabi" sehingga baca doa. "Mau tidur ingat Nabi", maka sunah-sunah sebelum tidur diamalkan sesuai dengan petunjuknya. "Mau apa saja ingat Nabi", apapun yang akan kita kerjakan ngeliat dulu, bagaimana Nabi memberi tuntunan. "Masuk rumah ingat Nabi" yaa pasti ucap salam dulu. "Ketemu Istri, anak ingat Nabi" tentu niru bagaimana Nabi memberi kasih sayang dan penghormatan kepada keluarganya. "Ketemu Bapak dan Ibu, ingat Nabi", segera sungkem dan memuliakan. "Dengar Adzan, ingat Nabi" bergegas mendatangi sumber suaranya. Dan seterusnya jika ingat Nabi, maka yang langsung tampak adalah bagaimana Nabi atau syari'at mengatur suatu perbuatan atau amalan.

Mari kita perhatikan bedanya disaat kita dalam keadaan lupa dengan Nabi, mau makan, minum, duduk, berdiri, berjalan, tidur dan semua kegiatan ya sudah tentu sekehendak sendiri. Tanpa ada tuntutan sejati yang diikuti.

Semoga kita senantiasa dikarunia kemampuan untuk memeperingati kelahiran Kanjeng Nabi dengan cara yang benar.

Selamat memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, 12 Rabiulawal 1446 H. / 16 September 2024 M.


Penulis: Susilo

  

Comments

Popular posts from this blog

TERJANGKIT SPIRIT MERAH PUTIH

ROAD TO HSN 2024

ADA JIHAD DALAM POLITIK?!