BUKTI
Ketika baca Koran Jawa Pos, hobiku pasti kucari duluan ada apa dengan Talijiwo pagi ini? Rubrik pojok, tulisan dari Pak Sujiwo Tejo bagiku menggelitik dan membuat otak kita harus berputar untuk menerka-nerka maskudnya apa. Selasa Pahing, 17 September 2024, saya temukan Bukti, "Aku tak bicara kelamaan itu penting agar orang lain juga kebagian waktu bicara. Lebih penting lagi, agar tak semakin banyak kata-kataku yang masih harus kubuktikan dengan perbuatan." begitu kata-kata Talijiwo hari ini.
Menurutku Talijiwo kali ini hendak menyampaikan pesan tepo sliro, gak monopoli, no aji mumpung dan memberi kesempatan pada orang lain. Kalimat selanjutnya seolah mengingatkan kepada kita, bahwa setiap kata perlu ada pembuktiannya, ojo omong thok.
Bila ditarik jauh ke belakang, dimana saat kita berada di alam arwah, bahwa Tuhan telah menanyakan suatu kesaksian dalam QS. Al-A'raf ayat 172, ...(seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.” (Kami melakukannya) agar pada hari Kiamat kamu (tidak) mengatakan, “Sesungguhnya kami lengah terhadap hal ini.”
Jelas dan bisa dipahami, bahwa kelahiran kita di dunia adalah untuk membuat bukti atas ucapan satu kalimat singkat, "Betul....kami bersaksi". Bagaimana cara memberikan buktinya, kita tinggal mengikuti alur yang telah dicontohkan oleh Nabi Sang pembawa risalah agama. Sampai kapan kita membuat bukti-bukti, sampai hari dimana kita sudah tak bisa lagi membuat bukti. Kemudian sekian lama dikumpulkan di alam penantian, akan dilakukan sesi sidang pengadilan Illahi, untuk menetapkan apakah bukti yang kita sodorkan terbukti secara sah dan meyakinan sesuai tata aturan perundangan Tuhan??.
Hati-hati dan teliti sebelum lisan mengeluarkan kata-kata, karena setiap kata menempel konsekwensinya. Ia juga menjadi do'a yang akan terealisasi dalam kehidupan nyata.
Semoga bermanfaat...
Penulis: Susilo
Comments
Post a Comment