MENGAPA BERANI JUJUR HEBAT

MENGAPA BERANI JUJUR HEBAT

Slogan “Berani Jujur Hebat” sudah sejak sekian lama diviralkan oleh KPK, dalam berbagai bentuk ada pin, stiker, ganci, poster, spanduk, baliho dan berbagai artikel atau bentuk lain yang disebar di medsos. Nah… mengapa berani jujur itu hebat? Berikut paparan singkatnya yang kami ulas dari prespektif Agama Islam.

Memahami Makna Kejujuran

Jujur menurut KBBI berarti lurus hati, tidak berbohong (misalnya dengan berkata apa adanya), tidak curang (misalnya dalam permainan, dengan mengikuti aturan yang berlaku), mereka itulah orang-orang yang dan disegani dan tulus serta ikhlas.

          
            Dalam ulasan yang lain makna jujur
juga senada yaitu lurus hati, tidak berbohong dan tidak curang. Jujur merupakan perilaku positif dengan berkata sebenarnya, tidak curang, serta selarasnya antara perkataan dan perbuatan. Perilaku jujur inilah yang menyebabkan setiap orang memperoleh kepercayaan dari sesamanya dan Tuhannya.

Kejujuran adalah aspek moral yang memiliki nilai positif dan baik. Kejujuran punya kata lain seperti berterus terang. Lawan dari kejujuran adalah kebohongan, kecurangan dan lain-lain. Di dalam sifat kejujuran juga melibatkan sikap yang setia, adil, tulus dan dapat dipercaya. Kejujuran adalah sifat yang dihargai oleh banyak etnis budaya dan agama. Jadi tidak hanya agama Islam saja yang mengharuskan umatnya untuk menjunjung tinggi sifat kejujuran.

Dari ulasan pengertian di atas, maka orang jujur memiliki ciri-ciri sebagai berikut; Berkata benar. Bertindak sesuai antara perkataan dengan perbuatan. Memberikan kesaksian dengan adil. Mempercayai dan membenarkan ajaran Allah SWT. dan Rasul-Nya. Taat perintah dan larangan Allah. Tidak ingkar janji. Dan tidak berbuat curang dalam mu’amalah.


Perintah Berperilaku Jujur

            Ditinjau dari sudut pandang Agama Islam, telah diperintahkan jujur sebagaimana tercantum dalam Al Quran salah satunya dalam Surat Al Ahzab ayat 70, Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar." Dalam ayat lain Allah berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan bersamalah orang-orang yang benar.” (QS. At Taubah ayat 119)

            
              Dalam Al-Quran surat Al-Ahzab ayat 23-24 yang artinya,
“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Dan di antara mereka ada yang gugur, dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak mengubah (janjinya), agar Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang benar itu karena kebenarannya, dan mengazab orang munafik jika Dia kehendaki, atau menerima taubat mereka. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”

           Perintah untuk berperilaku jujur juga dituliskan dalam hadits Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad mengatakan bahwa berperilaku jujur akan mengantarkan kita pada kebaikan. Hadits tersebut diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yang artinya :“Dari Abdullah bin Mas’ud dari Nabi SAW bersabda; sesungguhnya kejujuran itu membawa pada kebaikan dan kebaikan itu membawa (pelakunya) ke surga dan orang yang membiasakan dirinya berkata benar(jujur) sehingga ia tercatat disisi Allah sebagai orang yang benar, sesungguhnya dusta itu membawa pada keburukan (kemaksiatan) dan keburukan itu membawa ke neraka dan orang yang membiasakan dirinya berdusta sehingga ia tercatat disisi Allah sebagai pendusta.”

Kejujuran menjadi Takaran Iman

               Seseorang bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, "Ya Rasulullah, terangkan kepadaku, apa yang paling berat dan paling ringan dalam beragama Islam?" Maka, Nabi SAW bersabda, "Yang paling ringan dalam beragama Islam ialah membaca syahadat, bahwatidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah Rasulullah."

Beliau meneruskan pesannya, "Yang paling berat adalah hidup jujur. Sesungguhnya, tidak ada agama bagi orang yang tidak jujur. Bahkan, tidak ada shalat dan tidak ada zakat bagi mereka yang tidak jujur." (HR. Ahmad Bazzar).

Dari hadist di atas, ternyata Rumusan Rasulullah SAW tentang kejujuran begitu simpel kalau seseorang beriman, mestinya ia juga jujur. Kalau tidak jujur, berarti tidak beriman. Dalam hadist lain dari Anas RA. berkata, "Dalam hampir setiap khutbahnya, Nabi SAW selalu berpesan tentang kejujuran. Beliau bersabda, 'Tidak ada iman bagi orang yang tidak jujur. Tidak ada agama bagi orang yang tidak konsisten memenuhi janji'."

Jujur menjadi ciri khas orang beriman, seberapa kadar jujurnya seperti itu derajat imannya. Sementara ketidakjujuran adalah karakteristik orang munafik. Rasulullah SAW. bersabda, "Ciri orang munafik itu ada tiga, yaitu bicara dusta, berjanji palsu, dan ia berkhianat jika mendapat amanat (tidak jujur)." (HR Bukhari).


Uraian di atas menjadi lebih jelas lagi sebagaimana firman Allah berikut,
“Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah pembohong.” (QS An Nahl ayat 105).

Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah SWT menyanggah tuduhan orang-orang kafir yang mengatakan bahwa Al-Qur'an adalah ciptaan dan bagian dari khayalan Nabi Muhammad SAW. Sesungguhnya yang membuat kebohongan itu bukan Rasul SAW, tetapi orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, baik ayat-ayat kauniyah yang menjelaskan keesaan dan kekuasaan Allah yang terdapat pada alam semesta ini, maupun ayat-ayat qur'aniyah yang memberi petunjuk dalam kehidupan ini.

Keuntungan Orang yang Jujur

Hikmah dari perilaku jujur bagi seorang muslim telah dicontohkan Rasulullah SAW yang memperoleh gelar Al-Amin (orang yang bisa dipercaya), serta Abu Bakar sebagai Ash-Shiddiq. Keduanya merupakan tokoh berintegritas yang mendapat kepercayaan penuh kaum muslim.

Terdapat 3 (tiga) hikmah atau keuntungan bagi orang yang jujur menurut Ali bin Abi Thalib, "Orang yang suka berkata jujur mendapatkan 3 hal yaitu: Kepercayaan, Cinta dan Rasa Hormat".  Dari ungkapan ini, bisa dipaparkan (menurut pemahaman penulis) sebagai berikut:

Pertama, Banyak sahabat dan pergaulan luas, karena bersaudara atau bersahabat dengan orang jujur itu menyenangkan dan tidak menimbulkan rasa khawatiran (nyaman dan aman). Sudah sepantasnya jika orang yang jujur dipercaya, dicintai dan memiliki banyak sahabat dan terus meluas persahabatannya.

Kedua, Damai dan tentram hidupnya. Terbiasa jujur akan menumbuhkan sikap iklim positif; empaty, saling percaya, peduli, menghargai. Maka inilah yang menjadikan hidup selalu terasa damai dan tentram (tiada kekawatiran dalam kehidupan bersama). Jujur diimplementasikan dalam kehidupan rumah tangga damai dan tenteramlah pasutrinya. Diterapkan dalam bertetangga atau bermasyarakat hingga di tempat kerja semua akan mendapatkan kedamaian dan ketenteraman.

Ketiga, Dijamin mendapat Ridho Allah. Perilaku jujur adalah sesuai dengan perintah Allah SWT. dalam Al Quran dan hadist Nabi SAW. (sebagaimana di atas). Sudah haknya bagi muslim jujur selalu dekat dengan ridho Allah SWT. karena setiap kejujuran akan mendatangkan kebaikan dan kebaikan adalah jalan terdekat menuju kebahagiaan (kesuksesan) di dunia hingga akhirat.

 

Kesimpulan

Jujur itu mengantarkan kepada kebaikan dan kebaikan merupakan jalan ke surga, kejujuran juga merupakan jalan terbaik meraih kesusksesan dunia hingga akhirat. Sehingga sepantasnya jika Berani Jujur Hebat.

Jujur bukanlah suatu beban namun jujur adalah sebuah kebutuhan kita sebagai hamba yang taat pada Penciptanya. Maka orang yang jujur adalah orang yang keren dan hebat tak hanya dihadapan sesamanya tapi juga dalam pandangan Sang Pencipta dan Rasul-Nya.

Wallahu a’lam bish-showwab. Semoga bermanfaat (4/PAK.Shoes: Trio TUKIBI)



Sumber Bacaan:

https://aclc.kpk.go.id/materi-pembelajaran/pendidikan/buku/modul-integritas-untuk-umum

http://fmiindo.com/index.php/id/corporate/index/slug/korupsi

https://www.republika.co.id/berita/q9lqm6458/pesan-rasulullah-yang-terberat-itu-hidup-jujur

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5697166/pengertian-jujur-dalam-islam-manfaat-dan-ciri-cirinya.

https://www.gramedia.com/literasi/perilaku-jujur/

 

Comments

Popular posts from this blog

TERJANGKIT SPIRIT MERAH PUTIH

ROAD TO HSN 2024

Satu Buku untuk Tulungagung Maju